Menjadi muslim, jangan sekedar identitas. Namun, jadilah muslim yang 
faham dan mengamalkan. Saat seorang muslim mengikrarkan dua kalimah 
sahadat, maka konsekwensinya ia haruslah memiliki perasaan terpanggil 
oleh isu-isu keislaman, mencari solusi hidup berbasis islam, dan 
memiliki ketertarikan terhadap dunia islam. Dalam dirinya, tertanam 
pengetahuan yang kuat sebagai fondasi dan motivasi untuk menjalankan 
syariat islam. Inilah, yang dikatakan sebagai muslim yang handal. Muslim
 yang memiliki sinkronisasi antara identitas, pengetahuan dan pengamalan
 secara utuh dan konsisten.
Setidaknya ada 3 syarat yang harus dimiliki unutuk menjadi muslim 
yang handal, apapun latar belakang, profesi dan tingkat pendidikan dia. 
Ketiga syarat itu adalah sebagai berikut:
#1. Memahami Teori Keislaman 
Menjadi muslim yang handal haruslah paham terhadap teori keislaman. 
Pengamalan ajaran islam haruslah berbasis pengetahuan, bukan atas 
dasar ikut-ikutan.  Apalagi pengamalan yang menyangkut rutinitas ibadah 
ritual, misalnya sholat, puasa, dan lain sebagainya. Janganlah memiliki 
pandangan bahwa urusan agama adalah urusan Ustadz atau Kyai. Seorang 
muslim wajib mencari tahu pengetahuan islam, sehingga dia yakin betul 
apa yang dilakukannya berdasarkan rujukan yang bisa 
dipertanggungjawabkan.  Dan juga tidak akan terompang amping pada 
perbedaan faham dan mudah memvonis dirinya yang paling benar.
#2. Menguasai Bahasa Arab 
Pemahaman terhadap bahasa arab, menjadi sesuatu yang tidak mungkin 
ditinggalkan oleh setiap muslim. Bagaimana tidak, keseluruhan ajaran 
islam diwarisi dalam bahasa Arab. Ritual Sholat, Text al-Quran, Do’a 
yang diajarkan nabi, semuanya menggunakan bahasa Arab dan haruslah 
dipahami dengan baik dan benar. 
Semua ulama di awal abad 4 hijriah, saat umat islam dalam puncak 
kejayaan, tidak ada yang menyatakan bahasa Arab itu tidak penting. Ibnu 
Khaldun, seorang pengelana di zaman itu, menuturkan bahwa seluruh tempat
 yang ia singgahi, menerapkan bahasa Arab, meskipun bahasa ibunya bukan 
bahasa Arab. Jadi, bagaimana mungkin seseorang mengklaim telah menjadi 
muslim yang baik namun dirinya tidak menguasai bahasa arab.
Saat mendalami al-Quran, janganlah mengedepankan terjemah, apalagi 
hanya membaca text latinnya. Al-quran adalah pedoman umat islam dan 
diwarisi dalam bahasa arab. Dan kunci sukses untuk mendalaminya adalah 
pengetahuan atas bahasa Arab.
#3. Mengenal Sejarah Islam 
Setiap muslim harus juga memahami sejarah islam, dari mulai 
kelahirannya hingga detik ini. Seseorang akan merasa eksis dan percaya 
diri manakala mampu menjelaskan latar belakang asal usul baik daerah 
maupun keturunannya. Begitu juga aqidah, seseorang akan terasa nikmat 
dan termotivasi dengan identitas keislamannya, makakala ia faham dengan 
sejarah islam. Tahu apa itu islam, perjuangan serta puncak kejayaannya. 
Sebaliknya, saat tidak mengenal sejarah, ia akan gampang terpuruk pada 
sikap pesimis terhadap keadaan.
Belajarlah memahami sejarah rosul, para shahabat, dinasti Umayyah, 
Abbasyiah, Usmaniah, dan lain sebagainya. Sehinga kita memiliki 
pemahaman yang memadai bahwa islam memiliki formulasi yang unggul untuk 
menyelesaikan problematika zaman. Dan pada akhirnya kita memiliki rasa 
percaya diri sebagai muslim yang handal.


0 komentar:
Posting Komentar