Setiap kita, tentu telah mengetahui bahwasanya Islam menganjurkan 
pemeluknya untuk berdzikir kepada Alloh SWT dimana dan kapan pun berada.
 Agar kita diberikan keringanan untuk mengamalkan dzikir tersebut, mari 
kita pahami sedikit ilmu seputar dzikir.
Kata ‘dzikir’ memiliki banyak arti tergantung dari media yang 
digunakan. Media tersebut bisa berupa hati/pikiran, lisan, atau 
perbuatan. Saat hati/pikiran yang dijadikan media, maka dzikir bermakna 
mengingat Alloh SWT. Saat lidah yang dijadikan media, maka dzikir 
bermakna menyebut nama dan sifat yang indah/terpuji serta 
kalimat-kalimat dzikir lainnya yang ada dalam al-quran dan hadits. 
Sementara itu, kalau anggota tubuh yang dijadikan media, maka dzikir 
berarti ketaatan terhadap Alloh dan rosulnya.
Setiap media tersebut, kalau dilakukan 
dengan penuh keikhlasan, maka darinya akan mendapatkan kebaikan. Namun 
yang lebih utama adalah mengintegrasikan ketiga media tersebut, yakni 
hati/pikiran dan lisan serta bermuara pada ketaatan yang konsisten. Saat
 keseharian hidup kita difokuskan  untuk mengerjakan ketaatan, maka 
secara tidak langsung kita sedang mengingat-Nya (dzikir). Rosululloh 
bersabda, “Barang siapa yang taat kepada Alloh, maka sungguh ia sedang dzikir kepada Alloh”.
Banyak kalimat dzikir yang diajarkan dalam islam misalnya Subhanalloh, Alhamdulilah, Allohu akbar, Laa ilaha illalloh dan lain sebagainya. Kalimat ini sangatlah ringan diperbuat namun banyak menuai pahala.
Saat kita berdzikir, sesungguhnya kita tidak melakukannya sendirian. 
Melainkan ditemani semua makhluq yang di alam semesta. Dikatakan dalam 
al-quran, semua makhluq memuji kebesaran tuhan, akan tetapi kita tidak 
memahami bahasa yang mereka gunakan. Salah seorang ulama mengatakan, 
boleh jadi saat kita membuka pintu dan terdengar suara pintu. Itu adalah
 bagian cara dia bertasbih kepada Alloh. Begitu pula dengan suara kilat,
 petir, sungai, awan, angin, dan lain sebagainya.
Saat kita berdzikir dengan lidah, maka hati dan pikiran haruslah 
mengawalnya. Agar dzikir yang dilakukan tidak kosong atau ngelantur. 
Berusahalah konsentrasi dan fokus untuk mengawal perjalanan dikir yang 
kita lakukan, dan yakinlah Alloh maha mendengar dan akan merespon apa 
yang diucapkan.
Dzikir utama yang diajarkan Islam adalah membaca alquran. Al-Quran 
akan datang memberikan pertolongan kepada orang yang membacanya. Untuk 
itu berkomitmenlah untuk tidak melewatkan sehari semalam tanpa membaca 
al-Quran meskipun minimal satu ayat. Al-Quran adalah  penawar hati dan 
pikiran, serta obat secara fisik. Ia memberi kesembuhan sekaligus rahmat
 bagi orang muslim.
Dengan memperbanyak dzikir kepada Alloh, maka kelak di yaumul akhir 
kita akan mendapatkan syafa’at karenanya. Saat berada di padang mahsyar,
 manusia akan berada dalam rasa panik dan mencari perlindungan. Pertama 
tama manusia ’mengemis’ kepada nabi nuh untuk meminta sya’faat. Namun, 
nabi Nuh tidak bisa memberikannya, malah ia menganjurkan meminta kepada 
nabi Ibrahin.
Saat menemui Nabi Ibrahim, beliau pun tidak bisa memberikan syafa’at,
 dan menganjurkan meminta kepada nabi Musa. Begitu pula nabi Musa. 
Ia tidak bisa memberikan syafa’at dan menganjurkan meminta kepada Isa.  
Seperti halnya nabi sebelumnya, nabi Isa pun tidak bisa memberikan 
syafa’at dan dia menyarankan meminta kepada nabi Muhammad.
Sampailah manusia menemui nabi Muhammad, dan beliau bersabda, “Saya tidak berhak memberi pertolongan kecuali atas izin Alloh”. Selanjutnya Alloh berfirman, “Berikan syafa’at kepada siapapun yang berhak mendapatkannya, kecuali orang yang rajin membaca Laa ilahaillalloh, karena Aku-lah yang langsung memberi syafa’at kepadanya”.


0 komentar:
Posting Komentar